Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Tanggal 1 Muharram, yang dalam tradisi Jawa dikenal sebagai 1 Suro, sering dianggap sebagai malam yang istimewa dan bahkan mistis. Namun, sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk memahami bagaimana ajaran Islam yang murni memandang hari tersebut.

1 Muharram: Awal Tahun Baru Islam
Tanggal 1 Muharram merupakan permulaan tahun baru Hijriah, yang ditetapkan berdasarkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Penetapan kalender Hijriah ini dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA sebagai tonggak sejarah penting umat Islam.
Bulan Muharram juga termasuk dalam empat bulan haram (suci) dalam Islam, di mana kita dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh, menjauhi perbuatan dosa, dan menjaga silaturahmi.
Amalan Sunnah di Bulan Muharram
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.”
(HR. Muslim)
Dianjurkan bagi kita untuk menjalankan puasa sunnah Tasu’a (9 Muharram) dan puasa Asyura (10 Muharram). Puasa Asyura memiliki keutamaan besar, yaitu menghapus dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya.
Meluruskan Pemahaman tentang 1 Suro
Dalam tradisi Jawa, 1 Suro sering diwarnai dengan keyakinan dan ritual yang tidak bersumber dari ajaran Islam. Misalnya:
-
Larung sesaji ke sungai atau laut,
-
Tirakat dan ritual malam hari,
-
Mandi kembang,
-
Larangan mengadakan pernikahan atau pesta,
-
Anggapan malam angker atau penuh bahaya.
Perlu diluruskan bahwa semua itu bukan bagian dari ajaran Islam. Tidak ada dalil dalam Al-Qur’an maupun hadis yang menyatakan bahwa 1 Suro adalah hari sial atau perlu diperingati dengan ritual khusus. Dalam Islam, semua hari sama, yang membedakan adalah amalan yang kita lakukan di dalamnya.
Perbandingan Singkat: 1 Suro dalam Budaya dan Islam
Tradisi Jawa (1 Suro) | Ajaran Islam (1 Muharram) |
---|---|
Tirakat dan ritual malam | Puasa sunnah dan memperbanyak ibadah |
Larung sesaji | Dzikir, doa, dan introspeksi diri |
Larangan menikah | Tidak ada larangan khusus |
Malam dianggap angker | Bulan suci yang dimuliakan |
Edukasi untuk Orang Tua Adalah Tanamkan Makna Hijrah Sejak Dini
Momentum tahun baru Hijriah adalah saat yang tepat bagi kita, khususnya para orang tua, untuk mengenalkan makna hijrah kepada anak-anak. Hijrah bukan hanya pindah tempat, tetapi juga berpindah dari keburukan menuju kebaikan. Ajak anak untuk lebih rajin shalat, berkata jujur, dan bersikap baik kepada sesama.
TK Diponegoro 93 Cipete mengajak Ayah dan Bunda untuk memperkenalkan kalender Hijriah sejak usia dini, agar anak-anak tumbuh dengan semangat Islam yang kuat dan mencintai hari-hari besar umatnya.
Doa Menyambut Tahun Baru Islam
Berikut adalah salah satu doa yang dapat dibaca di awal tahun Hijriah:
Doa Awal Tahun:
"Allahumma adkhilhu ‘alaina bil-amni wal-iman, was-salamati wal-islam, wa ridwanin minar Rahman, wa jiwari minas Syaithan."
(Ya Allah, masukkanlah tahun ini kepada kami dengan penuh keamanan, iman, keselamatan, Islam, ridha-Mu dan perlindungan dari setan.)
Marilah kita jadikan 1 Muharram bukan sebagai malam yang mistis, tapi sebagai momen untuk hijrah — memperbaiki diri dan keluarga, meningkatkan ibadah, dan memperkuat nilai-nilai keislaman sejak dini. Semoga kita semua termasuk dalam hamba-hamba Allah yang diberikan keberkahan dalam setiap tahun yang kita lalui.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Artikel Sebelumnya : Tari Muhammad Nabiku TK Muslimat NU
0 Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda!